MERAUKE - Jika sebelumnya, Wakil Bupati Merauke Sunarjo, S.Sos selaku Ketua Harian KPA Kabupaten Merauke menyatakan ketidaksetujuannya untuk penutupan Lokalisasi Yobar di Merauke, kini giliran Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr Stefanus Emanuel Osok, M.Kes, MM, menyatakan hal yang sama.

Kepada wartawan di Merauke, Stefanus Osok mengaku belum mendapatkan penyampaian secara tertulis terkait penutupan lokalisasi di seluruh Indonesia dari Kementrian Sosial RI. Tapi kalau itu memang benar, saya pikir ini akan menjadi dilema nasional. kemudian sebagai ahli kesehatan masyarakat, saya nyatakan tidak setuju dengan penutupan lokalisasi terutama untuk lokalisasi Yobar, kata Stefanus Osok.

Alasannya, lanjut Osok, karena lokalisasi merupakan tempat pembinaan moral, kesehatan dan pembinaan lainnya bisa dilakukan secara konfrehensif di lokalisasi. Dan bisa mengatur para PSK ini jauh lebih gampang.

Tapi kalau tidak ada lokalisasi, saya tidak bisa jamin bahwa mereka bisa akan beralih profesi. Kita lihat contoh di Surabaya dengan ditutupnya lokalisasi Dolly, SPK justru merajalela dimana-mana. Bahkan dengan sistem handpone dan online, profesi mereka masih tetap. Kalau seperti ini, maka bahayanya kita tidak tahu apakah ada IMS atau bagaimana, katanya.

Dengan bebas begitu saja kat Osok, maka sulit untuk dilakukan kontrol dan pembinaan kepada mereka terutama dari segi kesehatan.  Dengan tidak ada lokalisasi seperti itu, jadinya lost kontrol semua. Makanya secara pribadi saya tidak setuju jika lokalisasi Yobar ditutup, tambahnya. (ulo/nan)

Sumber : Cendrawasih Pos